Kamis, 23 Juli 2015

KAMI SIAP MENUNGGU FPI SAMPAI KAPANPUN DI BUMI CENDERAWASIH

"Kami Siap Melawan Front Preman Indonesia (FPI)"
datang ke papua dengan peti matatmu FPI

Menanggapi kasus pembakaran masjid di papua, FPI (Front Pembela Islam) bersikap dingin. Menurut Alquran, nyawa harus dibayar nyawa. Sebagaimana kita ketahui islam tidak mengenal adanya kasih.
Tak lama, Papua menjawab FPI. Menurut mereka, FPI merupakan front preman yang membuat negara ini hancur. "hukum selalu tunduk kepada kami" kata FPI.

Maka dari itu pasukan papua tidak gentar menghadapi laskar setan FPI.
"Hanya ada satu masjid terbakar. Padahal gereja beratus-ratus lebih dibakar dan disegel. Kami tidak diperdulikan oleh negara". Begitu katanya.
Papua sendiri sudah menempuh jalur kasih sebagaimana ajaran Yesus. Namun lagi-lagi front preman islam (fpi) menyatakan : "Nyawa dibayar nyawa".
FPI sendiri sudah beberapa kali tertangkap basah membakar dan merusak gereja di Indonesia.
Diharapkan ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menghapuskan fpi dari negara ini.

Dari wawancara kepala suku, papua tidak akan segan melindungi tanah mereka bila sewaktu-waktu FPI datang menyerang. Menurutnya, FPI bukanlah apa-apa dibanding kekuatan Yesus Kristus dan pasukan mereka.

ANEH.REPUBLIK INDONESIA INI KOK FPI PUNYA SENYATA SEPERTI TENTARA



FPI BANTEN SIAP BERANGKATKAN 9.200 MASSA JIHAD KEPAPUA



INILAHBANTEN.com, Lebak—Sebanyak 9.200 massa Jihadi Front Pembela Islam (FPI) Banten siap diberangkatkan ke tanah Papua. Keberangkatan mereka, sebagai bentuk dasar simptisan kepada umat Islam paska pembakaran Masjid Tolikara saat Shalat Idul Fitri 1436 Hijriyah, di Kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.
“Kami sudah menyiapkan pasukan jihadi dan tinggal menunggu intruksi dari pimpinan. Kami  siap diberangkatkan ketanah Papua bentuk solidaritas kepada umat muslim atas insiden orang kafir yang membakar Masjid Tolikara beberapa hari lalu,” kata Ketua DPD FPI Banten, Muhamad Fahru Roji.
Hal itu diungkapkannya kepada wartawan, sesaat sebelum Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar  mengunjungi kediaman Imam FPI Banten, KH. Qurthubi Zaelani di Jalan Raya Cipanas-Warung Banten, tepatnya di Kampung  Banjar Pahingeun, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak pada Rabu, 22 Juli 2015.
Menurut Fahru Roji, Papua merupakan wilayah konflik yang dimanfaatkan oleh kalangan kaum kafir untuk menguasai wilayah tersebut dari orang muslim. Untuk itu, pihaknya dan Laskar  FPI sangat membenci tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh kaum kafir.
“Saya mendesak kepolisian untuk segera mengambil tindakan tegas  kepada pelaku pembakaran Masjid Tolikara untuk diadili seberat-beratnyanya,” pintanya.
Karena menurutnya, pembakaran masjid merupakan pelecehan terhadap umat muslim. Bukan hanya FPI, melainkan seluruh umat muslim yang ada di Dunia ini. Dijelaskan Fahruroji, dari 9.200 Laskar FPi yang akan bernagkat ke Papua terdiri dari 155 kecamatan. Dimana setiap kecamatan mengutus 10 laskar yang sudah terdata.
“Yang paling banyak di Banten Selatan mencapai 166 laskar itu hanya satu kecamatan. Tapi kami sudah menghimbau kepada seluruh laskas FPI untuk tidak boleh melakukan aksi, apabila melakukan aksi maka di sebut penghianat,” tandasnya. Seraya mengajak semua umat islam untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam pernyataan FPI, pihaknya menunggu tindakan dari penegak hukum.”Kalau penegak hukum bertindak tegas kita akan mendoakan. Tapi, kalau penegak hukum hanya berdoa maka kita yang akan bertindak,” tegas Fahruroji.
Sementara Imam FPI Banten, KH. A. Qurthubi Zaelani mengaku, pihaknya mengaku sebagai pimpinan sudah terobati setelah membaca di media sosial tentang pernyataan Kapolri terkait pembakaran Masjid Tolikara di Papua.
“Pernyataan kapolri tersebut bisa meredam amarah anggota FPI. Namun, jika tidak ada peryataan Kapolri tidak menutup kemungkinan itu akan menjadi bencana bagi kaum kafir di Papua ataupun yang terdekat,” ujar Pimpinan Pondok pesantren Salapiyah Al-Putuhiyah .
Rep: Mulyana
Red: Arif Soleh

BLACK SWEET GROUP BAND


AKTIVIS AMP PUSAT DITANGKAP TANPA ALASAN YANG JELAS?

Add caption
Bogor (KM)--   Hari ini,  Semuel Nawipa pengurus Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) pusat di tangkap oleh dua anggota Brimob yang bertugas di Kidung Halang Bogor, atas perintah Tito Karnavian Kapolda Metro Jaya siang ini Kamis, 23 Juli 2015, pukul 11.23 waktu Indonesia Barat (WIB) di Jl. Bangka Emawa, Baranang Siang- Bogor. 

Saksi  mata " Melkianus Kegiye membenarkan atas penangkapan  atas saudara Samuel Nawipa. Dua orang anggota Brimob asal Papua datang mengambil dia lalu dibawah pergi menggunakan mobil Dalmas Metro Jaya.

Kata Melkias, saudara Sisilius Pugiye juga ikut mendampingi bersama Semuel dalam perjalanan ke Jakarta, penangkapan tanpa surat izin dari kepolisian setempat di Wilayah Kapolda Jawa - Barat. 


Lanjut kegiye, saya  minta keterangan kepada kedua Brimob, kata  kedua Brimob atas  perintah Tito Karnavian maka kami datang menangkapnya. 
Semuel N tadi malam menghubungi awak media ini, bahwa kedua anggota Brimob asal Papua  itu juga, sekitar jam 10.00 WIB malam dengan kepaksaan datang bertemu dengan saya dan Jhon Waker di Baranang Siang- Bogor (hubunginya).

Sebenarnya "kedua Brimob itu juga membawah (SN) semalam, karena didampingi dengan teman saya maka tidak jadi eksekusi penangkapannya (tambahnya). 

Lanjut dia, besok Jam 11.00 datang menjemput kami untuk bertemu dengan Tito Karnavian di Markas Brimob Kidung Halang Bogor.

Tujuan eksekusi ini tidak jelas, berkaitan dengan pembakaran mesjid Tolikara atau hal lainnya, (ungkapnya).

Kata kedua anggota Brimob juga mengatakan Tito Karnavian berencana mengumpulkan ketua aktivis AMP se- Jawa  terutama Bogor, Jakarta dan Bandung, tak tahu tujuannya. (info selanjutnya akan disusul). (Marinus Gobai)